Sebagai inti dari proses pembuatan roti dan kue yang berkualitas, sebuah adonan harus diuleni hingga kalis sempurna. Ketika adonan sudah kalis, teksturnya biasanya lebih elastis dan mudah dibentuk sehingga dapat mengembang ketika dipanggang.

Lalu, apa yang dimaksud dengan adonan kalis sempurna dan bagaimana ciri-cirinya? Untuk memahami mengapa penting bagi Anda untuk menggunakan adonan kalis, mari kita simak lebih dalam mengenai 4 ciri adonan yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan roti dan kue.

Apa yang Dimaksud dengan Adonan Roti Kalis?

Apa itu kalis? Adonan roti kalis adalah adonan yang sudah cukup diuleni hingga bertekstur elastis, mempunyai serat, dan tidak mudah menempel di tangan. Dalam proses pembuatan roti, menguleni adonan hingga kalis merupakan langkah penting karena akan menentukan kualitas roti tersebut di akhir.

Baca Juga: Bahan, Metode, dan Resep Roti Tawar Rumahan yang Empuk dan Mengembang

Mengapa Adonan Harus Diuleni Sampai Kalis Sempurna?

Selain menentukan kualitas akhir roti yang dibuat, menguleni adonan akan membantu memperkuat protein gluten dalam adonan. Gluten sendiri adalah sebuah jenis protein yang memberikan tekstur elastis pada adonan roti.

Ketika adonan diuleni, kumpulan yang gluten akan terbentuk menjadi sebuah jaringan. Jaringan inilah yang bertugas untuk menahan gas karbondioksida yang dihasilkan oleh ragi. Dengan inilah roti buatan Anda dapat mengembang dengan baik saat dimasukan dalam oven.

Ciri-Ciri Adonan Kalis

Tujuan menguleni adalah untuk memperkuat protein gluten dalam adonan agar terbentuk tekstur dan bentuk roti yang bagus dan enak. Adonan kalis itu seperti apa? Untuk melihat apakah adonan Anda sudah kalis atau belum, terdapat ciri-ciri yang bisa dilihat secara kasat mata.

1. Elastis dan Lentur

Ciri adonan yang sudah kalis pertama adalah akan terasa elastis seperti karet, lentur, dan tidak mudah putus ketika ditarik atau diregangkan. Peregangan ini menjadi salah satu cara untuk membuktikan bahwa gluten sudah terbentuk dan mampu menahan gas karbondioksida yang dihasilkan oleh ragi selama proses fermentasi.

2. Tidak Lengket di Tangan

Kedua, adonan yang kalis tidak akan terasa lengket di tangan atau permukaan meja. Teksturnya yang lengket menandakan bahwa proses menguleni adonan masih belum selesai. Anda juga bisa menambahkan tepung dan air sebagai tambahan.

3. Permukaan Adonan Halus

Permukaan adonan yang kalis akan tampak halus dan tidak bergerindil. Hal ini menjadi salah satu tanda bahwa adonan sudah tercampur dengan baik dan gluten terbentuk secara merata.

4. Dapat Dibentuk dengan Mudah

Selain mudah dibentuk, adonan tidak sobek atau kembali ke bentuk semula. Anda bisa melanjutkan proses pembuatannya apabila sudah tampak elastis.

Ciri-Ciri Adonan Tidak Kalis

Sementara itu, Anda juga perlu memperhatikan bahwa adonan yang diuleni belum tentu menjadi kalis. Penyebabnya cukup beragam, mulai dari proses pengulenan belum selesai atau ada yang tidak tepat dalam proses pembuatan.

  1. Tidak Elastis dan Mudah Robek: Ciri yang pertama, adonan akan mudah robek saat ditarik atau diregangkan.
  2. Lengket di Tangan: Tanda adonan yang tidak kalis adalah akan lebih mudah menempel di tangan atau permukaan meja. Hal ini menandakan bahwa adonan masih belum cukup diuleni atau perlu ditambahkan lebih banyak tepung.
  3. Permukaan Adonan Kasar: Selanjutnya, permukaan adonan yang belum kalis akan tampak kasar dan bergerindil. Ini adalah pertanda bahan-bahan di dalamnya belum tercampur merata dan gluten juga belum terbentuk di dalamnya.
  4. Sulit Dibentuk: Terakhir, adonan yang tidak kalis akan sulit dibentuk dan sulit juga untuk kembali ke bentuk semula, bahkan mudah robek.

Baca Juga: Tahapan Proses Pembuatan Roti, Rahasia Roti Lebih Enak

Teknik untuk Mencapai Adonan Kalis

Setelah mengetahui apa saja ciri-ciri adonan sudah cukup diuleni, terapkan teknik-teknik berikut supaya adonan donat maupun roti Anda sudah pasti kalis!

1. Menguleni dengan Teknik yang Benar

Pertama, perhatikan teknik menguleni Anda selama ini. Menguleni adonan berfungsi untuk memperkuat gluten yang terbentuk di dalamnya.

  • Teknik Menguleni: Caranya, ambil adonan dan gunakan tumit tangan Anda untuk mendorong adonan ke depan. Setelah itu, lipat kembali, dan putar. Uleni terus adonan hingga dirasa cukup halus dan elastis
  • Durasi Pengulenan: Proses ini biasanya memakan waktu sekitar 10-15 menit dan akan lebih singkat jika memakai mixer adonan.
  • Kesalahan Umum: Proses pengulenan ini biasanya terlalu singkat atau bahkan terlalu lama. Menguleni adonan secara singkat tidak akan cukup membentuk gluten, sementara menguleni terlalu lama bisa membuat adonan menjadi kaku.
  • Cara Mengatasi: Hentikan pengulenan jika adonan menjadi elastis dan tidak lengket. Untuk mengeceknya, cobalah untuk tekan atau tarik sedikit adonan yang sudah diuleni. Jika adonan kembali ke bentuk asalnya, berarti adonan telah kalis.

2. Menambah Cairan atau Tepung Secara Bertahap

Kedua, yaitu teknik menambahkan bahan-bahan berupa cairan ataupun tepung secara bertahap.

  • Menambahkan Cairan: Tambahkan cairan berupa air hangat sedikit demi sedikit apabila adonan memiliki tekstur yang cukup keras atau dirasa kering.
  • Menambahkan Tepung: Jika adonan terlalu lengket, tambahkan tepung sedikit demi sedikit. Hindari menambahkan dalam jumlah yang terlalu banyak sekaligus karena bisa membuat adonan kaku.
  • Kesalahan Umum: Kesalahan yang sering dilakukan adalah tidak menambahkan bahan sedikit demi sedikit. Padahal, proporsi bahan bisa berubah secara tidak sengaja dan mempengaruhi hasil adonan di akhir.
  • Cara Mengatasi: Untuk mengatasinya, tambahkan bahan-bahan sembari terus menguleni sehingga tekstur adonan sesuai dengan yang diinginkan.

3. Memastikan Waktu Istirahat yang Cukup

Terakhir, jangan lupa untuk mengistirahatkan adonan supaya gluten di dalamnya bisa membantu meningkatkan volume adonan tersebut.

  • Waktu Istirahat: Biarkan adonan selama 10-15 menit setelah pengulenan pertama. Ini akan membantu membuat adonan lebih mudah dibentuk nantinya.
  • Proofing: Setelah selesai membentuk adonan, biarkan adonan mengembang (proofing) untuk kedua kalinya di tempat hangat selama 1-2 jam atau hingga mengembang dua kali lipat.
  • Kesalahan Umum: Kesalahan yang sering dilakukan adalah tidak mengistirahatkan adonan maupun melewati tahapan proofing. Padahal, ini akan menyebabkan adonan sulit dibentuk dan tekstur roti menjadi bantet.
  • Cara Mengatasi: Selalu berikan waktu istirahat yang cukup pada adonan setelah pengulenan dan sebelum dipanggang.

Adonan kalis artinya proses pengulenan sudah benar. Dengan memahami dan menerapkan 4 ciri ciri adonan kalis, Anda dapat mencocokkan apakah adonan Anda sudah cukup kalis ketika mengalami proses pengulenan. Jangan lupa juga untuk menerapkan beberapa teknik-teknik di atas supaya roti yang sudah dipanggang memiliki bentuk yang sempurna.

Untuk mempermudah Anda membuat roti, sebaiknya Anda lengkapi diri dengan berbagai bakery equipment, mulai dari oven roti, mixer roti, hingga mesin proofer roti. Untungnya, MASEMA siap menjadi one-step-solution Anda dengan menyediakan semua alat-alat yang diperlukan di atas.

Jika ingin melihat-lihat apa saja Mesin Roti/Bakery Equipment yang dimiliki oleh MASEMA, klik tautan berikut ini. Apabila Anda berminat, cek juga alat-alat pendukung food processing dan food packaging lainnya!